Label Minyak Sawit Lestari Indonesia Masih Diragukan

Label Minyak Sawit Lestari Indonesia Masih Diragukan
Label Minyak Sawit Lestari Indonesia Masih Diragukan

Dan minyak sawit adalah minyak nabati yang paling banyak digunakan di dunia.

Banyak yang mengkritik RSPO, dengan mengatakan itu memberikan perlindungan bagi para pemangku kepentingan perusahaan kelapa sawit untuk melanjutkan bisnis seperti biasa.

Pada bulan Maret, Greenpeace merilis sebuah laporan yang menyebutkan perusahaan-perusahaan yang menolak mempublikasikan produsen dan pabrik yang mereka gunakan untuk sumber minyak sawit mereka, termasuk anggota RSPO Pepsico, Johnson & Johnson, dan Kraft-Heinz.

Dan sekarang penelitian baru yang diterbitkan dalam Environmental Research Letters telah menimbulkan keraguan apakah sertifikasi RSPO mencapai perbaikan nyata dalam keberlanjutan produksi minyak sawit.

'Tidak ada perbedaan' dalam penurunan orangutan

Label Minyak Sawit Lestari Indonesia Masih Diragukan Photo: Perkebunan kelapa sawit baru yang ilegal terlihat di dalam zona penyangga ekosistem Leuser, di Kabupaten Tamiang, Aceh, Indonesia, 6 Juni 2018. (Getty Images: Sutanta Aditya)

Peneliti dari Universitas Queensland (UQ) membandingkan kinerja lingkungan, sosial dan ekonomi antara perkebunan bersertifikat dan non-sertifikasi di Kalimantan, Indonesia.

"Kami tidak menemukan bukti signifikan untuk menganggap RSPO lebih baik dalam mencapai salah satu dari metrik tersebut dibandingkan dengan perkebunan non-sertifikasi," kata penulis utama penelitian, Courtney Morgans.

"Saya pikir kami akan dapat mendeteksi beberapa tren positif [tetapi] saya secara pribadi terkejut bahwa kami tidak melihat apa pun sama sekali."

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News