Lahan Kering Iklim Kering Harapan Pertanian Masa Depan

Lahan Kering Iklim Kering Harapan Pertanian Masa Depan
Para petani di lahan kering. Foto: Istimewa

"Sistem pertanian konservasi terbukti sangat signifikan meningkatkan indeks pertanaman (IP) di lahan kering iklim kering dari 100 menjadi 200 alias petani bisa tanam 2 kali setahun dari semula setahun," kata Dedi.

Musababnya, kini di musim kemarau tanah masih tetap lembab sehingga bisa ditanami jagung. Sistem ini sudah diterapkan di beberapa lokasi kerjasama Kementan melalui Badan Litbang Pertanian dengan FAO yang berada di NTT dan NTB di antaranya di Lombok Utara, Sumbawa Barat, Nagekeo, dan Sikka.

Menurut National Project Management FAO Ujang Suparman, sistem pertanian konservasi lebih selaras dengan perubahan iklim sehingga hasil meningkat dan kesuburan lahan juga dapat diperbaiki. Dengan sistem ini produksi jagung meningkat pada musim terdampak kekeringan.

Prinsip pertanian konservasi meliputi olah tanah minimum dan pengelolaan bahan organik. Misalnya dengan penutupan permukaan tanah dengan mulsa organik atau sisa tanaman dan rotasi atau tumpangsari tanaman utama dengan tanaman leguminoseae atau kacang-kacangan.

Menurut Direktur Institut Agroekologi Indonesia (INAgri) Syahroni, langkah pemerintah Indonesia mengembangkan pertanian di lahan kering iklim kering mirip dengan negara-negara di Timur Tengah yang menghijaukan lahan gurun.

"Secara prinsip tanah di daerah kering umumnya tergolong tanah muda yang belum melapuk sehingga cadangan hara tinggi walau belum dapat diserap tanaman," kata Syahroni.

Lahan kering iklim kering juga relatif memiliki pH netral sehingga unsur hara mudah tersedia bila dipasok dari luar.

"Kesulitannya hanya air, tapi dengan kemajuan teknologi di masa depan maka air bukan masalah," kata Syahroni. Dengan kehadiran air, maka cadangan hara dalam tanah dapat larut sehingga tersedia bagi tanaman. (Jpnn)


Di masa depan, Indonesia akan semakin bertumpu pada pertanian lahan kering beriklim kering.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News