Laporan Terbaru Ungkap Niat Jahat Tiongkok terhadap Muslim Uighur, Mengerikan
Mengapa Australia tidak menyebutnya sebagai genosida?
Seorang warga Australia keturunan Uighur, Ramila Chanisheff, adalah salah satu penyintas yang pindah ke Australia sekitar 40 tahun lalu.
Seringkali dia mengalami kesulitan tidur dan sakit karena memikirkan keadaan keluarganya yang masih tinggal di Xinjiang.
Dia belum mendengar kabar mengenai dua orang sepupunya di Xinjiang dalam dua tahun ini.
Ia mengaku frustrasi, sedih, dan tak berdaya.
Sebagai ketua Asosiasi Perempuan Uighur Tangritagh Australia (AUTWA), Ramila telah mengorganisir berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran mengenai nasib warga Uighur.
"Seberapa lama lagi kita merasakan kengerian ini sebelum mengambil tindakan atas jutaan orang yang hilang, ketika kejadian seperti Holocaust terulang kembali?" kata Ramila.
Sejumlah negara termasuk Amerika Serikat dan Kanada, telah menetapkan penindasan terhadap orang Uighur sebagai genosida.
Warga Uighur di Australia menuntut Pemerintah Australia untuk menyebut apa yang dialami etnis mereka di Tiongkok sebagai sebuah genosida
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka