Larangan Ekspor Minyak Goreng Justru Untungkan Malaysia, Waduh

Larangan Ekspor Minyak Goreng Justru Untungkan Malaysia, Waduh
Ekonom Institute of Development on Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, kebijakan yang diambil Jokowi terhadap minyak goreng kurang tepat. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Institute of Development on Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, kebijakan Presiden Jokowi yang melarang ekspor minyak goreng dan crude palm oil (CPO) tidak tepat.

Kebijakan ini justru akan menguntungkan negara tetangga, yakni Malaysia selaku pesaing CPO bagi Indonesia.

Negara lain bakal membeli minyak goreng maupun CPO dari Malaysia.

“Pelarangan ekspor akan untungkan Malaysia sebagai pesaing CPO Indonesia sekaligus negara lain yang produksi minyak nabati alternatif seperti soybean oil dan sunflower oil,” ujar Bhima saat dihubungi JPNN.com, Sabtu (23/4).

Harga CPO diperkirakan naik 70 hingga 80 persen dalam setahun terakhir atau sekitar 6.555 hingga 6.940 ringgit per ton.

Bhima menyebutkan, selama ini, masalah minyak goreng justru ada pada sisi produsen dan distributor yang pengawasannya lemah.

Penghentian ekspor juga tak menjamin bahwa harga minyak goreng dalam negeri turun.

“Belum tentu harga otomatis turun kalau tidak dibarengi dengan kebijakan HET di minyak goreng kemasan,” ujar Bhima.

Kebijakan terkait minyak goreng yang diambil Jokowi justru akan menguntungkan Malaysia selaku pesaing CPO bagi Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News