Lewat Bahasa, Prof Mahsun Jaga Indonesia Timur dari Perpecahan
Teliti Asal Warga Papua dengan Kajian Linguistik dan Genetika
Rabu, 16 Januari 2013 – 07:54 WIB
Bermacam sajian memenuhi meja makan. Sambil membuka file di komputer tabletnya, alumnus Universitas Jember (Unej) itu melayani Jawa Pos yang ingin menulis kiprahnya sebagai penjaga gawang kebahasaan di wilayah Indonesia Timur.
Selama ini Mahsun dikenal sebagai peneliti bahasa yang tekun dan tak kenal lelah. Dia melakukan pengkajian secara mendalam sehingga ada yang memberinya gelar detektif bahasa. Bertahun-tahun dia mengunjungi pulau-pulau besar di wilayah Indonesia Timur, mengonstruksi bahasa-bahasa daerah purba di pulau-pulau itu. Antara lain di Papua, Papua Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut peraih gelar magister dan doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM) itu, urusan bahasa di kawasan Indonesia Timur sangat rawan. Gara-gara bahasalah, sebagian warga di Papua dan Maluku berniat memisahkan diri dari Indonesia.
"Sebagai orang yang lahir di Indonesia bagian timur, rasa-rasanya gerakan disintegrasi ini sulit ditangani jika hanya dengan senjata," katanya.
PROF Mahsun sering mengelus dada atas ancaman perpecahan di wilayah Indonesia Timur. Dia pun tergerak untuk ikut berusaha menyatukan wilayah sensitif
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor