LGBT Afghanistan Bersembunyi karena Takut Dirajam oleh Taliban
"Tidak berbeda dengan situasi orang LGBT di negara-negara Barat sebelum dekriminalisasi," katanya, seraya menambahkan bahwa ada gerakan yang lambat tapi pasti menuju "kebebasan sosial".
Nemat Sadat sependapat. Ia mengatakan beberapa tahun terakhir hak-hak gay mulai tumbuh pesat dan pasangan pria mulai tinggal bersama di beberapa kota.
Dia sendiri meninggalkan tanah kelahirannya saat masih kecik dan dibesarkan di Amerika Serikat sebelum pulang untuk mengajar di Kabul selama beberapa tahun.
Nemat adalah salah satu orang Afghanistan pertama yang terbuka mengaku sebagai gay dan berkampanye untuk hak-hak LGBT.
"Anak-anak muda mengubah Afghanistan menjadi negara Eropa. Sekarang direbut dari kami dalam sekejap," katanya.
Baik Nemat maupun arkeolog di Sydney itu terus menerima email dan pesan, sebagian di antaranya mereka bagikan kepada ABC, yang berisi permohonan bantuan.
"Ini seperti titik balik. Dunia bisa menyerukan, kita tak akan tinggal diam, kita harus berbuat agar hal ini agar tidak terjadi," katanya.
ABC telah menghubungi pejabat Taliban untuk memberikan tanggapannya.
Ahmadullah akhirnya terdaftar sebagai salah satu dari 700-an LGBT Afghanistan yang akan dievakuasi oleh sekelompok profesional dari Australia dan negara lain
- Cegah Perilaku LGBT pada Anak, Bhayangkari Riau Undang Dr Boyke Jadi Pembicara
- Webinar Bhayangkari Riau, Dokter Boyke Berbagi Tips Agar Anak Terhindar dari LGBT
- Bantu Anak-Anak Afghanistan, Indonesia Kirim 10 Juta Vaksin Polio
- Astaga, Oknum Polisi Bripda AN Terlibat Kasus LGBT
- Anies Blak-blakan Tak Setuju LGBT di Indonesia
- Dubes RI untuk Vatikan Pastikan Gereja Katolik Tidak Memberkati Perkawinan Sejenis