Lima PR Kadis Sumber Daya Air DKI Jakarta Baru Untuk Atasi Banjir

Lima PR Kadis Sumber Daya Air DKI Jakarta Baru Untuk Atasi Banjir
Warga saat melintasi banjir Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Hilir BKB saat ini sempit dan membuat aliran BKB ke laut membutuhkan waktu yang lama. Hal itu membuat sejumlah kali yang dialirkan ke BKB meluap.

"Kanal Banjir Barat sangat penting untuk pengendalian banjir. Namun hilir Kanal Banjir Barat di Muara Angke sangat sempit hanya 20-30 meter, dangkal, dan langsung terbuka ke laut sehingga rawan arus balik saat pasang air laut," papar Justin.

"Pemprov DKI perlu segera melaksanakan normalisasi sehingga lebarnya 110 meter, pembangunan tanggul, dan membuat stasiun pompa di Muara Angke," sambung Justin.

Keempat, normalisasi Kali Krukut dan Kali Mampang.

Pada Sabtu (20/2) lalu, wilayah Pejaten dan Kemang, Jakarta Selatan terendam banjir besar akibat luapan Kali Krukut dan Kali Mampang.

Justin mengatakan, Pemprov DKI harus segera menormalisasi kedua kali tersebut agar bisa menampung debit air yang besar.

"Agar banjir tidak terjadi lagi, Pemprov DKI perlu melakukan normalisasi Kali Krukut dan Kali Mampang agar mampu menangani curah hujan ekstrim di atas 150 mm per hari. Memang ini tidak mudah, namun perlu diingat bahwa Pemprov DKI memiliki APBD lebih dari Rp 80 triliun yang merupakan terbesar di Indonesia," ujar Justin.

Terakhir, merealokasi anggaran yang kurang efektif.

Lima pekerjaan rumah (PR) Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta untuk atasi banjir versi PSI, simak selengkapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News