Lokalisasi Gang Sempit Ditutup, Muncikari Bingung Cari Kerja

Lokalisasi Gang Sempit Ditutup, Muncikari Bingung Cari Kerja
BP (kanan), mantan mucnikari di lokasi prostitusi GS Desa Maribaya, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, saat hendak mengadu ke DPRD setempat, Jumat (24/11). Foto: YERRY NOVEL/RADAR SLAWI

Dia mengaku sudah meninggalkan wismanya yang berada di tempat prostitusi GS sejak ditutup oleh pemerintah. Saat ini, wisma tersebut kosong dan tidak ada yang menempati.

Bahkan, aliran listrik dari PLN di wismanya juga sudah disegel karena dirinya tidak kuat melunasi tunggakannya.

“Boro-boro untuk bayar listrik, untuk makan saja susah. Belum lagi untuk biaya anak sekolah. Saya bingung harus bagaimana ini, utang saya semakin banyak. Di bank juga belum lunas,” keluhnya.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tegal Nurhayati mengatakan, bantuan pascapenutupan tempat prostitusi hanya diberikan kepada Pekerja Seks Komersial (PSK). Bantuan dari pemerintah pusat itu sebesar Rp 5,5 juta tiap PSK.

Selain mendapatkan bantuan berupa uang tunai, para PSK juga mendapat pelatihan ketrampilan.

“Tahun depan juga akan mendapatkan bantuan lagi. Tapi khusus PSK yang sudah benar-benar alih profesi. Rencananya, bantuan tiap PSK sebesar Rp 4 juta,” jelasnya. (*/fat)


Muncikari ini tidak memiliki pekerjaan sejak ditutupnya lokalisasi yang berada di tepi Jalan Pantura Kabupaten Tegal itu pada Mei 2017.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News