Luar Biasa, Ini Lapas Bukan Sembarang Lapas

Luar Biasa, Ini Lapas Bukan Sembarang Lapas
Mengenakan baju koko, peci, dan bersarung, warga binaan LPKA Kelas II A Martapura memperdalam ilmu agama. Foto: Muhammad Amin/Radar Banjarmasin/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Pukulan rebana atau terbangan disertai lantunan syair berisi pujian kepada Nabi Muhammad SAW sayup-sayup terdengar dari corong musala Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Kelas II A Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel.

MUHAMMAD AMIN, Martapura

Harmoni pukulan dari penabuh terbangan yang terdengar sebelum jam besuk, jadi bukti para warga binaan cukup lihai serius berlatih memainkan alat musik itu.

Warga binaan itu juga ada yang berani tampil menyambut tamu penting saat berkunjung ke Lapas. Sarungan dan berpeci putih lengkap dengan baju koko, mereka terlihat percaya diri memperlihatkan keterampilannya.

Di sana, di dalam Lapas itu, mereka juga mendapatkan pendidikan agama.

“Beginilah mereka sehari-hari sebelum dan semenjak Pesantren At Taubah diresmikan di Lapas Martapura, mereka tetap kami didik berbasis agama,” kata Kepala LPTKA Kelas II A Martapura, Tri Saptono, saat Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group) berkunjung ke Lapas yang terletak di Jalan Pintu Air Martapura tersebut.

Kehidupan gaya pesantren terasa melekat pada lingkungan Lapas Martapura.

Penyebutan santri warga binaan cukup memengaruhi gaya bergaul di dalam jeruji besi. Kendati belum full time menjalankan kurikulum karena baru diresmikan, gaya pembinaan yang diadopsi dari Lapas Cianjur dan sebagian besar Lapas di Jabar itu, justru mendapat dukungan santri warga binaan.

Pukulan rebana atau terbangan disertai lantunan syair berisi pujian kepada Nabi Muhammad SAW sayup-sayup terdengar dari corong musala Lembaga Pemasyarakatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News