Lulut Wahyudi Kenalkan Indonesia lewat Motor Modifikasi
USD 15 Ribu untuk Beli Parts dari HD
Jumat, 11 Januari 2013 – 08:04 WIB
Puncak dari apresiasi internasional kepada Lulut adalah pada Desember 2012. Pasca menghadirkan Buelton, Lulut belum berniat memasukkan karyanya lagi untuk ajang Mooneyes ke-21 itu. Namun, dua minggu sebelum hajatan besar itu digelar, Lulut mendapat telepon dari panitia Mooneyes Jepang. "Saya ditelepon oleh panitia, apa saya mau ke Jepang lagi?" ujarnya.
Setelah menyampaikan hal itu, panitia menyatakan bahwa sudah ada trofi yang siap diberikan kepada Lulut, termasuk meminta kesediaannya menjadi juri tamu di Mooneyes ke-21.
"Saya kaget. Tapi, saya iya saja. Bukan atas nama pribadi, tapi bangganya orang Indonesia jadi juri kontes terbesar di luar Amerika," ungkap Lulut.
Hanya dalam dua minggu, Lulut meminta bantuan asistennya, Aan Fikriyan, untuk mem-booking tiket dan mendapatkan visa ke Jepang. Di ajang Mooneyes ke-21 itu, Lulut berdiri sejajar sebagai juri bersama builder lain, seperti Cole Foster (Salinas Boys), Jeff Decker (Hippodrome Studio), Grant Peterson (Freedom Machinery & Acc), The Harpoon (Kustom Painter), dan Collins (Old Gold Garage), Keith Weesner (Weesner Studio), Max Grundy, Trophy Queen, Jeff Holt (Hot Bike Magazine), dan Shawn Donahue (Bronsonville Customs).
SELAMA ini menciptakan motor kustom hanya sebagai sarana pemenuhan keinginan pemilik dan builder. Lulut Wahyudi telah membuktikan bahwa menjadi builder
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor