Mabes Polri Diserang Terduga Teroris, Bamsoet: Alarm Keras Meningkatkan Kewaspadaan

Mabes Polri Diserang Terduga Teroris, Bamsoet: Alarm Keras Meningkatkan Kewaspadaan
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai penyerangan terhadap Mabes Polri merupakan alarm keras agar seluruh pihak meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan kelompok teroris.

Ketua ke-20 DPR RI itu menyatakan aparat Polri di berbagai daerah perlu meningkatkan kewaspadaan, khususnya dalam menjaga objek vital masyarakat. 

Dia menambahkan Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS), dan berbagai aparat keamanan lainnya harus memperkuat kegiatan intelijen, sehingga bisa mendeteksi dini kemungkinan terjadinya pergerakan teroris.

Menurut dia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hingga Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga harus memaksimalkan perannya.

"Keberadaan UU (Undang-Undang) Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, menjadikan tidak ada alasan lagi bagi aparat hukum untuk mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kewenangan cukup dalam penanggulangan terorisme seperti terjadi di tahun-tahun sebelumnya," kata Bamsoet di Jakarta, Rabu (31/3). 

Bamsoet mengingatkan masyarakat tidak menghubungkan pakaian yang digunakan penyerang Mabes Polri dengan agama tertentu.

Menurutnya, tidak perlu ada stigma bahwa teroris berasal atau membawa salah satu agama. 

"Walaupun penyerangan di Mabes Polri dilakukan oleh orang yang menggunakan pakaian khas muslim, bukan berarti penyerang mencerminkan kondisi penduduk muslim seutuhnya. Siapa pun dengan motif apa pun bisa berada di baliknya," paparnya.

Ketua MPR Bambang Soesatyo mengingatkan masyarakat tidak menghubungkan pakaian yang digunakan penyerang Mabes Polri dengan agama tertentu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News