Mafia Hukum Berkuasa di Kalsel: Bisnis Mandek, Pengusaha Jadi Korban

Mafia Hukum Berkuasa di Kalsel: Bisnis Mandek, Pengusaha Jadi Korban
Denny Indrayana. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Wamenkum HAM Denny Indrayana menyoroti masih kuatnya pengaruh mafia di lembaga penegak hukum. Para mafia hukum bisa dengan leluasa mengatur keputusan aparat.

Kalimantan Selatan bisa jadi potret persoalan mafia hukum yang kasat mata terjadi sehari-hari. Akibatnya, perekonomian provinsi kaya sumber daya alam tersebut kini berada dalam kondisi stagnan.

"Jadi mafia hukum ini masih ada, masih kuat dan masih belum tuntas. Kalimantan Selatan adalah potret bahwa kita punya persoalan mafia hukum yang sangat telanjang yang menyebabkan dunia bisnis akhirnya tidak bisa bergerak kalau tidak berpilin (bersekongkol) dengan backing-backing dari aparat. Ini persoalan yang harus kita tuntaskan dan pasti tidak mudah," katanya dalam Indonesian Young Leaders Forum yang digelar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Sabtu (11/6).

Praktik mafia hukum di Kalimantan Selatan terjadi pada semua sektor usaha. Paling anyar adalah sektor batu bara. Denny mengungkapkan setiap hari menerima laporan tentang praktik penambangan ilegal di Kalimantan Selatan.

"(Dulu hutan) dan sekarang batu bara. Saya ini setiap hari mendapatkan Whatsapp dari warga di Kalimantan Selatan tentang illegal mining, tentang tanah yang diserobot hampir tiap hari. Jadi yang namanya illegal mining itu merampok di siang bolong, di depan mata yang punya izin, punya lahan tiba-tiba ada orang masuk dengan alat-alat beratnya merampok dan tidak ditangkap. Kenapa? karena mafia hukum. Kenapa? karena yang merampok sudah nyetor kepada oknum-oknum aparat penegak hukum," katanya.

Dia juga menyoroti kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menurut dia tengah berada pada masa-masa kelumpuhannya. Dia mencontohkan, ada kasus suap di Kalimantan Selatan yang ditangani KPK. Saat penanganan perkara, barang bukti perkara suap itu hilang atau dihilangkan.

Tak kalah mengherankan, lanjut dia, penerima suap sudah dipanggil, diperiksa dan divonis, sementara pelaku suap sama sekali tak pernah dipanggil KPK.

"Pada saat yang sama ada yang dilaporkan di Kalimantan Selatan juga langsung diproses. Saya tak perlu menyebut siapa karena teman-teman HIPMI juga paham. Ini luar biasa KPK-nya di bawah kontrol, independensinya hilang," katanya.

Kalimantan Selatan adalah potret persoalan mafia hukum yang kasat mata terjadi sehari-hari. Akibatnya, perekonomian provinsi kaya sumber daya alam itu stagnan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News