Mahasiswa Salah Alamat, Seharusnya ke Istana

Mahasiswa Salah Alamat, Seharusnya ke Istana
Mahasiswa dari berbagai Universitas melakukan aksi di depan kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/9). Aksi mahasiswa itu menolak Revisi UU KPK dan pengesahan RUU KUHP. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Sarwi Chaniago mengatakan, isu pelemahan KPK menilai luput dari perhatian mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi. Padahal, RUU KPK sudah lebih dulu disahkan sebagai UU oleh DPR beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan, bola panas justru sekarang berada di tangan presiden bukan lagi di DPR. Menurutnya, seluruh RUU yang sedang dibahas dan ditetapkan di DPR adalah produk inisiatif presiden.

"Hanya RUU KPK saja yang menjadi inisitif DPR sehingga gelombang protes yang ditujukan mahasiswa kepada DPR sesungguhnya salah alamat," ungkap Pangi, Rabu (25/9).

Karena itu, pengamat politik yang karib disapa Ipang itu menuturkan bahwa gelombang protes dan tekanan politik semestinya ditujukan ke Istana bukan ke gedung parlemen. "Karena sejatinya akar masalah ada di Istana," tegasnya.

Dengan demikian, lanjut Pangi, seluruh RUU inisiatif pemerintah bisa diitunda hanya atas perintah presiden. Begitu juga UU KPK yang baru saja ditetapkan DPR bisa dengan mudah dibatalkan oleh presiden dengan mengeluarkan semacam perppu. "Sekali lagi, presiden punya hak veto, apa pun bisa dilakukan presiden," tegasnya.

Jadi, ungkap Pangi, sekarang sesungguhnya kunci persoalan itu ada di tangan presiden sehingga sangat tidak relevan lagi menekan DPR yang sudah tidak berdaya itu memadamkan api. "Pemadam kebakarannya ada di Istana," ujarnya. (boy/jpnn)

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Sarwi Chaniago menilai aksi demonstrasi mahasiswa salah alamat


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News