Maksimalkan Teknologi Smart Farming untuk Menghadapi Perubahan Iklim

Maksimalkan Teknologi Smart Farming untuk Menghadapi Perubahan Iklim
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi (kiri) pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Penyuluhan Edisi Khusus Penas XVI Petani Nelayan, Selasa (13/6). Foto: Kementan

jpnn.com, PADANG - Salah satu cara Kementerian Pertanian (Kementan) mengantisipasi perubahan iklim dengan memaksimalkan pertanian modern atau Smart Farming.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi berharap melalui Smart Farming dampak perubahan iklim dan El Nino dapat diminimalisir.

"Selain itu, produksi pangan terjaga efisiensi meningkat dan ramah lingkungan," ujar Dedi pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Penyuluhan Edisi Khusus Penas XVI Petani Nelayan di Padang, Selasa (13/6).

Dedi menambahkan bahwa pada Gelar Percontohan Pengembangan Agribisnis terdapat inovasi teknologi pertanian, termasuk di dalamnya Smart Farming yang dilakukan oleh petani milenial.

Pada Penas Petani Nelayan, gelar percontohan diramaikan oleh semua Eselon 1 Kementan ini merupakan ajang unjuk gigi para petani milenial yang sebelumnya mereka sebagai pengikut.

"Namun, di Penas sekarang, petani milenial tampil di agrobisnisnya masing-masing,” kata Dedi.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan) Bustanul Arifin mengatakan bahwa kegiatan Ngobras dilaksanakan setiap Selasa, karena kali ini edisi khusus maka Ngobras dilaksanakan langsung di lokasi PENAS Petani Nelayan XVI di Kota Padang.

BPPSDMP ikut berpartisipasi dalam Gelar Teknolgi (Geltek) dengan menampilkan miniatur Pusat Penyuluhan Desa (Posluhdes).

Salah satu cara mengantisipasi perubahan iklim dengan memaksimalkan pertanian modern atau Smart Farming.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News