Malu Dong, Masyarakat Ekonomi Mampu Kok Masih Pakai Gas 3 Kg

Malu Dong, Masyarakat Ekonomi Mampu Kok Masih Pakai Gas 3 Kg
Stok gas elpiji selama Ramadan. Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Jika kelompok masyarakat mampu masih bandel menggunakan gas elpiji 3 Kg, bisa dipastikan kuota yang ditetapkan oleh BPH Migas, akan jebol. Ujung-ujungnya justru memberatkan Pertamina dan keuangan negara.

“Setiap kali over, maka ini menjadi tanggungan Pertamina. Sementara ketika kuota jebol dan terpaksa ditambah oleh Pertamina. Belum tentu juga diganti pemerintah karena masih perlu dihitung selisihnya dan tergantung audit BPK," jelasnya.

Dia berharap masyarakat tidak panik, karena Pertamina juga selalu bergerak cepat jika terjadi kelangkaan. Meski begitu, Mamit mendorong masyarakat beralih ke produk-produk gas lain terutama nonsubsidi.

"Pertamina saya kira pasti sigap dengan melakukan operasi pasar untuk daerah yang terjadi kelangkaan sampai kondisi normal kembali," ujarnya.

Dia memperkirakan jika beban subsidi naik terus, akan menyebabkan beban kekuangan negara bisa terganggu. Apalagi, ditambah saat ini 70% elpiji masih impor. Jika subsidi terus, maka defisit transaksi berjalan akan semakin tinggi.

“Perlu ada kebijakan dalam mengendalikan elpiji 3 kg di mana salah satunya adalah distribusi tertutup. Ini lebih jelas asalkan datanya beneran tepat sasaran. Jangan sampai ada kesalahan data," pungkasnya. (esy/jpnn)

Pengamat energi menyayangkan gas elpiji 3 kilogram hingga hari ini masih banyak digunakan kelompok masyarakat mampu.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News