Maraknya Perang Takjil di Bulan Ramadan, Pelajaran Apa yang Bisa Diambil untuk Toleransi?

Maraknya Perang Takjil di Bulan Ramadan, Pelajaran Apa yang Bisa Diambil untuk Toleransi?
Trend takjil war sedang ramai di media sosial yang melibatkan pembeli non-Muslim. (Instagram: @sourcegroupid)

"Puji Tuhan responsnya begitu indah, begitu manis, begitu luar biasa," katanya.

"Di mana dari jutaan komentar yang ditaruh di sana semuanya mendukung ... penuh dengan kalimat-kalimat jenaka, kalimat yang kalau bahasa sekarang penuh dengan kesejukan."

Baginya, fenomena "takjil war" ini merupakan "toleransi next level."

"Banyak orang memahami toleransi itu hanya kepada kita menghargai, kita membiarkan," katanya.

"Tetapi dengan adanya takjil war ini, ini satu next level [naik tingkat] lagi ... kita juga ikut mendukung, kita ikut menjadi bagian di dalam acara keagamaan saudara kita apapun agamanya."

Fenomena perang takjil juga telah mendorong Pdt. Marcel untuk bergaul dan bertukar pikiran dengan tokoh agama Islam yang sedang naik daun, Habib Ja'far.

Ia mengatakan sempat "berburu takjil" di masjid dan membantu memasang keran di sana dengan Habib.

"Saya merasakan sekali itulah Indonesia yang sesungguhnya," kata Pdt. Marcel.

Perang takjil mungkin sudah lama terjadi di Indonesia, tapi semakin ramai di jejaring sosial sampai ada video parodi yang membuat kita tertawa

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News