Mari Berkunjung ke Taman Kanak-Kanak Multikultur di Australia

Bagi sebagian ibu, menitipkan anak-anaknya ke taman kanan-kanak dan tempat penitipan anak bukanlah suatu masalah.
Salah satu ibu yang menitipkan anaknya ke taman kanak-kanak adalah Ambreem yang mengaku sangat mengapresiasi kemampuan anak-anaknya.
"Di taman kanak-kanak, mereka bisa mengasah kemampuan motoris mereka," ujarnya.
Tapi tentu saja bukan hanya anak-anak yang belajar, para orang tua, terutama ibu-ibu pun bisa mempelajari sesuatu yang baru.
Misalnya para orang tua dari komunitas Sudan Selatan telah belajar memasak dan kemampuan soal nutrisi, sambil saling bertukar resep.
Menurut Jo Hutchinson, manajer dari Tuggarenong Child and Family Centre, ada 26 komunitas yang berbeda yang membawa anak-anak ke tempatnya.
Jo berpendapat jika taman kanak-kanak multikultur ini sesuai kebutuhan warga yang baru saja pindah ke Canberra.
Bayangkan saat Anda mendengarkan 30 bahasa berbeda. Inilah yang terjadi saat ada pertemuan dari keluarga dan anak-anak dari segala bangsa di Tuggeranong,
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan