Hikayat Achmad Sjaichu (2)

Masjid Istiqlal dan Menara Bung Karno yang Tingginya Dua Kali Monas

Masjid Istiqlal dan Menara Bung Karno yang Tingginya Dua Kali Monas
Potret pelantikan Achmad Sjaichu jadi pimpinan DPRGR, 1966 ini termuat dalam buku Kembali Ke Pesantren. Foto: Repro Wenri Wanhar/JPNN

Di samping itu, sebagaimana dikisahkan Sjaichu Bung Karno juga meluruskan ihwal rencana pembangunan Menara Bung Karno, Menabungka yang simpang siur di kalangan masyarakat.

Menurut Bung Karno, pembangunan Menabungka tidak satu sen pun dari uang negara.

"Boleh dikatakan seluruhnya adalah usaha swasta. Swasta hendak mendirikan Menabungka. Malahan menurut perhitungan swasta, dalam tempo enam tahun uang itu akan kembali. Karena Menabungka nanti, siapa yang naik, bayar, siapa yang ke restoran, bayar!"

Penjelasan Bung Karno tentang Menabungka termuat dalam buku Revolusi Belum Selesai, yang berisi kumpulan pidato Bung Karno, suntingan Budi Setyono dan Bonny Triyana.

"Lha ini, dalam enam tahun uang itu kembali. Jadi ditinjau dari sudut keswastaan, hah, lucratief bedrijf! Tapi, ada orang, huh, huh zaman begini kok Menabungka-Menabungka-an! Lo, wong saya tidak mempergunakan uang negara satu sen pun!" tandasnya.

Dalam perjalanannya, sebagaimana diketahui, Masjid Istiqlal pun rampung.

Bagaimana dengan Menabungka? Menara Bung Karno yang rencananya dibangun di Ancol, tingginya dua kali Monas? Kandas! Soekarno keburu lengser.

Nah, Achmad Sjaichu yang berani terbuka mengkritik Bung Karno, pada 1966 menjadi Ketua DPRGR. Dalam kepemimpinannya-lah, Bung Karno diturunkan. Dan Soeharto naik jadi Presiden Indonesia.

DULU, berbarengan dengan pembangunan Masjid Istiqlal, ada rencana membangun Menara Bung Karno di daerah Ancol. Tingginya dua kali Monas. Kalangan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News