Masjid Milik Uighur Dihancurkan, Diganti Pembangunan Hotel Mewah Ini

Masjid Milik Uighur Dihancurkan, Diganti Pembangunan Hotel Mewah Ini
Pelajar dari etnis Uighur mempelajari Alquran dan Hadis di Institut Islam Xinjiang, Kamis (03/01/2019). Lembaga tersebut difasilitasi pemerintah Tiongkok untuk mencetak para imam yang bebas dari pengaruh radikalisme dan ektremisme. Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

Pada Juli lalu, komisi kongres AS bipartisan meminta Hilton Worldwide untuk tidak mengizinkan namanya dikaitkan dengan proyek hotel tersebut.

Sekitar 16.000 masjid di 900 lokasi Xinjiang hancur sebagian atau seluruhnya antara 2017 dan 2020, menurut penelitian oleh lembaga Kebijakan Strategis Australia.

Para pejabat di Beijing mengatakan kepada kantor berita Reuters awal tahun ini bahwa tidak ada situs keagamaan di Xinjiang yang dihancurkan atau dibatasi secara paksa dan mengundang wartawan untuk mengunjungi daerah tersebut.

Namun, dalam 12 hari pelaporan selama Ramadan pada bulan April dan Mei lalu, sebagian besar masjid yang dikunjungi wartawan Reuters nyatanya memang telah dihancurkan sebagian, atau seluruhnya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok-kelompok hak asasi memperkirakan bahwa satu juta orang Uighur dan etnis minoritas lainnya ditahan di kamp-kamp tempat mereka bekerja di Xinjiang.

China awalnya membantah kamp itu ada, tetapi sejak itu mengatakan bahwa itu adalah pusat kejuruan yang dirancang untuk memerangi ekstremisme.

Pada bulan Januari, AS mengumumkan larangan impor pada semua produk kapas dan tomat dari Xinjiang atas tuduhan bahwa komoditas itu diproduksi dengan kerja paksa oleh orang-orang Uighur.

Beberapa merek Barat termasuk H&M, Burberry dan Nike telah terkena boikot konsumen di China setelah meningkatkan kekhawatiran tentang dugaan kerja paksa di Xinjiang. China menguasai sekitar 20 persen pasar kapas dunia dan 85 persen kapasnya berasal dari Xinjiang. (rtr/aljazeera/ngopibareng/jpnn)

Sekelompok aktivis hak-hak sipil Muslim-Amerika di Amerika Serikat menggelar aksi menentan pembangunan hotel mewah di lokasi masjid milik Uighur sebelumnya.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News