Mayat Osama Dilarung di Samudra Hindia

Mayat Osama Dilarung di Samudra Hindia
USS Carl Vinson. Foto: AP
Bagi AS, mengubur Osama di darat jelas memicu kekhawatiran baru lantaran kuburannya bakal menjadi pusat pertikaian dan memicu perdebatan di negeri mana ia seharusnya dikubur.  "Mencari sebuah negara yang mau menerima sisa-sisa teroris yang paling dicari di dunia akan sangat sulit," ujar seorang pejabat AS seperti dikutip The Guardian. Alasan itulah yang mendasari AS untuk memutuskan menguburkan Osama di lautan.

Sebenarnya, ketakutan bahwa tempat pemakaman Osama bakal menjadi tempat pemujaan jelas tidak berdasar. Sebab, sebagaimana tradisi Salafi dan Wahabi yang juga dianut Osama maupun pengikutnya, jelas-jelas menolak pensakralan terhadap kuburan. Bahkan Raja Saudi Arabia saja dimakamkan di kuburan tanpa penanda.

Namun sikap tergesa-gesa pemerintah AS itu justru memicu pertanyaan baru : benarkah yang tewas adalah Osama? AS memang tidak ragu lagi bahwa yang tewas di luar kota Islamabad itu adalah Osama. Pemerintah AS juga sudah mengambil sampel DNA sehingga tidak ada keraguan bahwa pria yang tewas tertembak di sebuah persembunyian seharga USD 1 juta di wilayah Abbottabad itu memang benar-benar Osama.

Namun yang harus diingat, aturan pemakaman 24 jam bagi Muslim itu tak selalu konsisten diterapkan AS. Ambil saja contoh pemakaman Uday and Qusay Hussein, dua putra mantan pemimpin Irak, Saddam Hussein. AS bahkan menahannya hingga 11 hari hingga akhirnya kedua putra Saddam itu bisa dikuburkan.

AMERIKA Serikat menghadapi dilema tersendiri tentang pemakaman Osama bin Laden. Pasalnya, sulit mencari negara yang bersedia menjadi tempat untuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News