Mayor Jenderal Wuryanto: Kami Tunggu Penjelasan AS
jpnn.com, JAKARTA - Sikap pemerintah Amerika Serikat yang menolak Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masuk ke negerinya tanpa alasan jelas patut dipertanyakan.
Apalagi, jenderal bintang empat kelahiran Tegal, Jawa Tengah, itu hadir mewakili pemerintah RI memenuhi undangan resmi Panglima Angkatan Bersenjata AS Jenderal Joseph F Dunford, Jr. Gatot dan Joseph merupakan sahabat.
Bahkan, Gatot sangat menghargai Joseph sebagai seniornya. Namun, perlakuan tidak menyenangkan diperlihatkan oleh AS yang mengumumkan pelarangan Gatot masuk hanya lewat pihak maskapai Emirates atas permintaan US Custom and Border Protection.
Penolakan itu dikabarkan mereka saat Gatot, istri dan delegasi masih berada di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, jelang keberangkatan Sabtu (21/10) sore.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Wuryanto mengatakan, Panglima Gatot sudah sering menghadiri undangan resmi ke AS. Terakhir, kata dia, Gatot menghadiri sebuah acara resmi di AS pada 2016 lalu.
“Bapak Panglima TNI sudah beberapa kali ke AS. Februari 2016 juga sudah pernah ke sana dan tidak ada masalah,” kata Wuryanto dalam jumpa pers di kantor Panglima TNI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10).
Alasan pemerintah yang dipimpin Presiden Donald Trump itu melarang Gatot tidak jelas. Sampai saat ini belum ada penjelasan dari mereka.
“Cuma disampaikan melalui maskapai, dan kami lagi minta penjelasan,” ujar Wuryanto.
Sikap pemerintah Amerika Serikat yang menolak Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masuk ke negerinya tanpa alasan jelas patut dipertanyakan.
- Milenial Apresiasi TNI AD dalam Mengintensifkan Komunikasi Sosial
- Hampir 3 Ribu Prajurit TNI Mulai Berdinas di IKN Pada 2024
- Jokowi Ungkap Sosok Ini yang Membuatnya Memberikan Pangkat Jenderal Kehormatan kepada Prabowo
- BBHAR PDIP Desak Panglima TNI Usut Tuntas Kasus Pengeroyokan Sukarelawan Ganjar-Mahfud
- Jenderal Sigit: Perayaan Pergantian Tahun Baru Berjalan Aman & Lancar
- Prajurit Main Hakim Sendiri di Boyolali, Panglima TNI dan KSAD Harus Dievaluasi