Mayoritas Warga Australia Khawatir Soal Efek Samping Vaksinasi

Studi itu memperkirakan bahwa 54,7 persen warga Australia pasti akan mendapatkan 'vaksin yang aman dan efektif" sementara 28,2 persen mungkin mau mendapatkannya.
Namun 80 persen warga takut dengan kemungkinan dampak samping dari vaksin tersebut.
Secara umum, studi itu menemukan bahwa antara bulan Januari sampai April terjadi peningkatan mereka yang mengatakan bahwa mereka akan mendapatkan 'vaksin yang aman dan efektif".
Ini terjadi meski ada penundaan penggunaan vaksin AstraZeneca di Australia dan Eropa yang terjadi dalam masa bersamaan dengan survei, dan pemerintah Australia juga mengubah rekomendasi kapan kelompok umur tertentu akan mendapatkan vaksin.
Kelompok mana yang paling ragu divaksin?
Kelompok perempuan yang berbicara dalam bahasa selain Inggris, dan mereka yang tinggal di kawasan yang kurang beruntung dan di luar ibukota negara bagian adalah mereka yang paling ragu-ragu mengenai vaksinasi.
Salah seorang penulis laporan penelitian Nicholas Biddle mengatakan lebih banyak lagi usaha mesti dilakukan untuk membujuk mereka.
"Bila ada kekhawatiran besar di kalangan mereka, maka mungkin akan terjadi wabah di sana, sementara di bagian lain negeri ini aman tanpa kasus," kata Prof Biddle dari ANU.
Studi juga menemukan untuk pertama kalinya bahwa mereka yang sebelumnya pernah mengalami diskriminasi lebih enggan untuk divaksin dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalami diskriminasi sebelumnya.
Penelitian terbaru menunjukkan keraguan masyarakat Australia terhadap program vaksinasi tidak bertambah buruk, namun sebagian besar mengkhawatirkan efek samping dari vaksin
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina