Mbak Eni asal Kediri Pidato di PBB, Tepuk Tangan Bergema
Seperti kisah kelam para TKI lain, Eni juga sempat mengalami pahitnya perjalanan hidup.
Dia berasal dari keluarga miskin di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Penghasilan orang tuanya sebagai pedagang kecil sangat pas-pasan.
Karena itu, pendidikan Eni terpaksa terhenti hanya sampai lulus SMA. Orang tuanya tidak memiliki biaya untuk memasukkan Eni kuliah di perguruan tinggi.
Cukup lama menganggur, setelah lulus SMA, Eni akhirnya memutuskan untuk merantau ke negeri orang menjadi TKI. Saat itu, pada 1999, usianya sudah 22 tahun.
Eni pun mendaftar sebagai TKI Hongkong di sebuah PJTKI (perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia) di kotanya.
Alih-alih mendapat pelatihan yang memadai untuk bekal bekerja di luar negeri, dia justru mulai merasakan beratnya menjadi buruh migran sejak namanya terdaftar di PJTKI.
Misalnya, Eni tidak pernah mendapat pelatihan bahasa asing dan keterampilan seperti yang dijanjikan PJTKI.
ENI Lestari, warga Kediri yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Hongkong, menggemakan nama Indonesia di gedung PBB New York. Berikut
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor