Media Sosial Membuat Mereka Dijuluki Crazy Rich, Kini Banyak yang Berakhir di Penjara

Media Sosial Membuat Mereka Dijuluki Crazy Rich, Kini Banyak yang Berakhir di Penjara
Doni Salmanan berpose di atas kendaraan mewah yang diduga dihasilkan dari menjadi afiliator platform binary options Quotex. (Supplied: Instagram @donisalmanan_real)

Dalam sebuah perhelatan ulang tahun sebuah televisi swasta Indonesia Januari lalu, para 'crazy rich Indonesians' diundang hadir. 

Gelar ini diberikan untuk anak-anak muda kaya-raya di Indonesia. Beberapa dari mereka tak segan memamerkan kekayaannya kepada publik, dari tumpukan uang, rumah seperti istana, hingga kendaraan mewah.

Di antara tujuh orang yang mendapat sebutan "sultan" tersebut adalah Doni Salmanan dan Indra Kenz.

Kiky Saputri yang bertugas me-'roasting' para "sultan" di atas panggung menyebut Indra Kenz pernah mengaku membeli mobil listrik seharga Rp1,8 miliar pada pukul 3 pagi karena tidak bisa tidur dan membeli kaos seharga Rp 300 juta yang disebutnya "murah banget".

Sementara Doni Salmanan, yang disebutkan berpenghasilan Rp 30 miliar per bulan, pernah me-'nyawer' seorang 'gamer' Rp 1 miliar hanya karena Doni mengatakan ia sedang 'gabut'.

Para penonton memberikan tepuk tangan yang meriah mendengar cerita para 'crazy rich', tapi ada sepasang mata yang menyaksikannya di rumah dengan perasaan tak menentu.

"Saya nontonnya marah, tapi juga khawatir akan lebih banyak orang yang akan berakhir seperti saya," kata Maru Nazara.

Termakan konten media sosial

Maru bersama tujuh orang lainnya melaporkan Indra Kenz ke polisi atas tuduhan penipuan melalui platform binary options bernama 'Binomo'.

Sejumlah anak muda Indonesia muncul sebagai orang kaya di media sosial tanpa kejelasan asal-usul kekayaannya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News