Melacak Jejak Untung, Terduga Teroris yang Tewas Mencurigakan di Tangan Densus 88

Lama Tak Pulang Kampung, Sekali Pulang Bawa Tujuh Anak

Melacak Jejak Untung, Terduga Teroris yang Tewas Mencurigakan di Tangan Densus 88
SEPI: Rumah Untung di Banyu Urip Kidul, Surabaya, kemarin 14/6).Foto : Angger Bondan / Jawa Pos
Salman, 33, warga lain, sangat tidak rela dengan meninggalnya Untung setelah ditangkap Densus 88 Mabes Polri. Sebab, sebelum ditangkap Untung tampak sehat dan tidak memiliki gejala kelainan apa pun pada fisiknya.

"Cara menangkapnya saja tidak etis, tanpa surat penangkapan. Bahkan, istri Untung ditinggal begitu saja tanpa diberi tahu mau dibawa ke mana suaminya. Eh, ternyata malah pulang hanya jenazahnya," katanya kesal.

Penjelasan bahwa kematian Untung akibat penyakit jantung disampaikan oleh dokter dari RS Kramat Jati, Jakarta Timur. Hal ini disampaikan Kepala Desa Cingcin Muhammad Soleh. Dia mengatakan, keluarga Untung sudah pasrah dengan penjelasan dokter sehingga almarhum sekaligus dibawa pulang untuk segera dimakamkan di TPU Sindangwargi, Kampung Babakan Arwah, RW 22 Desa Cingcin yang tidak jauh dari Kampung Sukarame.

Di rumah mertuanya, jenazah Untung disambut kesedihan mendalam karena harus meninggalkan tujuh anaknya. Belum termasuk anak yang masih dikandung Nunur yang berusia 5 bulan. Jenazah yang sudah dikafani tersebut dikebumikan sekitar pukul 13.30. Bersamaan kedatangan ibu kandung Untung Budi Santoso, Musijah yang asli Surabaya. (apt/jpnn/c2/kum)

Tewasnya Untung Budi Santoso alias Khaidir, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 pada Senin lalu (13/6), masih menyisakan pertanyaan: dia disiksa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News