Memompa ''Bola Semangat'' yang Sedang Gembos

Memompa ''Bola Semangat'' yang Sedang Gembos
EKSHIBISI: Gubernur Riau Rusli Zainal vs Ellyas Pical, 22/1/2011. Pertandingan ini sebagai penyemarak PON di Riau tahun ini.

jpnn.com - TAK seperti biasa, wajah HM Rusli Zainal tampak lelah. Kacamata berbingkai tebal yang menghiasi wajahnya tidak cukup untuk menutupi kantong di bawah mata. Saat bicara soal persiapan PON XVIII, gubernur Riau yang pintar mengaji ini lebih banyak menggeleng-gelengkan kepala. Ada apa Pak Gub? “Saya betul-betul malu jika mengecewakan bangsa ini! Saya yang ngotot PON XVIII digelar di Riau, dengan konsep yang spektakuler.

Lebih hebat dari SEA Games Palembang! Satu level saja, saya tidak mau! Itu semangat saya sejak 2007. Tapi saat ini, ambisi itu seperti layu sebelum berkembang! Gembos, bahkan persiapan yang sudah berapi-api sejak dulu, sekarang seperti antiklimaks,” aku Rusli Zainal lesu. Mengapa? Apakah ini imbas dari persoalan suap atau tuduhan korupsi yang seolah-olah dialamatkan kepadanya? “Kalau soal itu, saya malah tidak memikirkan.

Karena saya optimis saya bekerja sesuai aturan yang ada,” lanjut Rusli, Minggu (17/6) lalu di lantai 9 Kantor Gubernur di Pekanbaru. Lalu apa gerangan? Apalagi kalau bukan persoalan persiapan PON XVIII yang bakal dihelat September 2012 itu? Persiapan yang sudah dia lakukan sejak 2007 silam itu tiba-tiba terhenti. Menyusul kasus dugaan suap yang melibatkan bawahan, dan anggota DPRD yang tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Rusli mengakui, peristiwa itu bak petir menyambar di siang bolong.

:TERKAIT Nyaris melumpuhkan semua lini yang sudah ia bangun semenjak lima tahun silam. Gemerlap dan semangat perhelatan olah raga nasional itu, tiba-tiba redup tanpa kepastian. “Sungguh ironis, investasi yang sudah dilakukan pemerintah provinsi yang mencapai ratusan miliar seperti tidak ada artinya lagi. Usaha kami membangun berbagai sarana, dengan cara mencicil selama ini, seperti harus berhenti mendadak tanpa masa depan,” keluh Rusli seperti menyesali apa yang terjadi.

Sebagai orang nomor satu di Provinsi Lancang Kuning , Rusli memang pantas gusar. Betapa tidak. Usaha kerasnya untuk menjadi tuan rumah yang terbaik dalam pesta olah raga nasional justru berbalik menjadi kekhawatiran. Diundur, atau bahkan gagal. Itu yang membuatnya gusar. Sementara, waktu yang tersisa untuk menyelesaikan semua persiapan semakin terjepit, tinggal 80-an hari lagi.

Beberapa sarana bahkan belum dilakukan tender, karena masih menunggu pembahasan APBD perubahan, yang sampai sekarang sama sekali belum juga dibahas DPRD. Total anggaran untuk penyelenggaraan PON ini sebesar Rp 1,6 triliun. “Sampai sekarang belum ada kemajuan berarti, dan kami sudah mencoba untuk mengajukan anggaran perubahan ke DPRD tetapi selama sebulan ini belum dibahas,” kata Rusli.  

Ia menuturkan, sejak ditunjuk tahun 2007 untuk menjadi tuan rumah PON XVIII segala persiapan telah dilakukan dengan cara mencicil. Dari 54 venues yang disiapkan, progresnya memang sudah mencapai 90 persen. 

Tetapi, 10 persen sisanya masih di awang-awang. Sebagian masih tersendat dan sebagian lagi sama sekali tidak berjalan karena pembangunannya sangat bergantung pada anggaran perubahan tersebut. Fasilitas yang terbengkalai di antaranya venues menembak dan VIP room. Kalaupun seandainya anggaran perubahan tersebut diputuskan hari ini, proses tendernya baru mulai dilakukan pada 12 Agustus.

TAK seperti biasa, wajah HM Rusli Zainal tampak lelah. Kacamata berbingkai tebal yang menghiasi wajahnya tidak cukup untuk menutupi kantong di bawah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News