Memprediksi Dampak Tapering Off Terhadap Perekonomian Indonesia

Memprediksi Dampak Tapering Off Terhadap Perekonomian Indonesia
Ekonom ingatkan pemerintah soal dampak tapering off The Fed. Ilustrasi Pialang di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, AS: Antara/(REUTERS)

jpnn.com - CEO sekaligus Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani angkat suara tentang rencana The Fed melakukan tapering off pada akhir 2021.

Tapering off sendiri saat ini menjadi salah satu perhatian utama para investor dan pelaku pasar.

Adapun tapering off adalah pengurangan stimulus moneter ketika perekonomian terancam dan membutuhkan banyak suntikan dana likuiditas.

Menurut Johanna, tapering off pada 2013 berdampak cukup besar terhadap perekonomian Indonesia.

Salah satu penyebabnya ialah arus dana asing yang cukup tinggi ke pasar saham Indonesia karena kebijakan quantitative easing (QE) setelah krisis keuangan 2008.

“Selain itu, juga current account deficit (CAD) pada 2013 yang mencapai lebih dari tiga persen dari pertumbuhan ekonomi,” kata Johanna, Jumat (24/9).

Saat itu rupiah melemah hingga level Rp 14.730 per USD alias turun lebih dari 50 persen.

Sementara itu, IHSG anjlok dari level 5.200 ke 4.200 pada penghujung 2013.

CEO sekaligus Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani angkat suara tentang rencana The Fed melakukan tapering off pada akhir 2021.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News