Memutar Kembali Turang, Film Kiri yang Sempat Hilang dan Dilarang

“Pada 2023 kami mendapat kabar dari Rusia soal pita seluloid Turang, cuma ada nama sutradara (Bachtiar Siagian, red) tanpa metadata lain,” imbuhnya.
Setelah salinan Turang ditemukan, upaya untuk membawanya kembali ke Indonesia juga bukan hal mudah. Hubungan antara Rusia dengan Uni Eropa yang memburuk turut menghambat pemulangan Turang.
“Untuk membawa Turang juga terkendala hubungan yang tidak baik antara Rusia dengan Uni Eropa terkait (perang) Ukraina,” tuturnya.
Bunga menjelaskan Turang bisa diposisikan sebagai ‘sinema kiri’ dalam film nasional.
Posisi itu bukan hanya karena Turang yang bertema antikolonial, melainkan juga gagasannya tentang menempatkan massa sebagai proses artistik pembuatan film.
Menurut Bunga, para pemain pendukung Turang adalah warga Desa Seberaya di Tanah Karo. “Ini menjadi bagian yang baik dari sejarah film Indonesia,” ujarnya.
Turang hanya didukung empat aktor dan aktris kondang pada masanya, yakni Nizmah Zaglulsyah, Hadisjam Tahax, Tuahta Perangin-Angin, dan Zubier Lelo.
“Sisanya warga lokal,” ujar Yuki Aditya, Director of Arkipel International Documentary and Experimental Film Festival, dalam diskusi seusai pemutaran Turang di Elkaka Metro Cinema Kemang, Jakarta Selatan.
Film ‘Turang’ garapan Bachtiar Siagian yang sempat hilang dan dilarang oleh rezim Orde Baru kembali dipertontonkan setelah salinannya ditemukan di luar negeri.
- Selamat, Firsta Yufi Amarta Raih Gelar Puteri Indonesia 2025
- 2 Bulan Memendam, Eriska Nakesya Akhirnya Umumkan Pisah dari Young Lex
- Djakarta Warehouse Project 2025 Kembali ke Bali
- Masa Penahanan Nikita Mirzani Diperpanjang, Polisi Beri Penjelasan
- 30 Hari Tayang, Jumbo Masih Terus Diminati
- 3 Berita Artis Terheboh: KDRT yang Dialami Paula Terungkap, Arya Saloka Ingin Pisah