Menanti Investasi di Kawasan Ekonomi

Menanti Investasi di Kawasan Ekonomi
Ilustrasi pekerja industri. Foto: Rakyat Kalbar/JPNN

“Selama ini, struktur ekonomi Kaltim 46 persennya masih didominasi sumber daya alam (SDA). Kondisi ekonomi kita sangat dipengaruhi harga atau nilai ekspor dari nilai komoditas yang tidak terbarukan ini,” jelas Heni kepada Kaltim Post, Senin (4/3).

Dia mengungkapkan, kondisi ini sudah dirasakan pada 2015 dan 2016 saat perekonomian tumbuh minus.

Ke depan, sesuai perencanaan Bumi Etam akan mengubah ketergantungan tersebut.

Peningkatan ekspor harus dilakukan pada sektor lain, seperti perkebunan, pertanian, perikanan dan lainnya.

“Kita punya potensi besar untuk ekspor. Saat ini, hanya tinggal meningkatkan volume ekspornya karena kontribusinya masih sangat kecil terhadap catatan ekspor. Untuk meningkatkan ekspor itu, juga dibutuhkan hilirisasi, intensifikasi, dan sebagainya,” ujar Heni.

Dia menjelaskan, agar produksi bisa ditingkatkan, membutuhkan hilirisasi. Contoh, saat ini crude palm oil (CPO) hanya diekspor mentah.

Ke depan CPO harus memiliki nilai tambah. Produk-produk turunan itu yang didorong.

“Kaltim sudah mulai mengarah pada industri hilirisasi. Sudah ada tiga komoditas yang memiliki fokus hilirisasi Kaltim, yaitu CPO, karet, dan kayu,” ungkap Heni.  

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mendorong lahirnya kawasan ekonomi khusus untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap pertambangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News