Mendikbud: Jangan Takut Masuk RSBI

Mendikbud: Jangan Takut Masuk RSBI
Mendikbud: Jangan Takut Masuk RSBI
Nuh menerima kabar jika ada organisasi guru di Jakarta yang mengeluarkan hasil survei, bahwa semakin banyak orangtua siswa yang takut mendaftarkan anaknya masuk sekolah RSBI gara-gara biayanya selangit.  Mantan rektor ITS itu mengingatkan, alokasi bangku 20 persen dari seluruh pagu di sebuah sekolah RSBI masih diperuntukkan untuk siswa miskin berprestasi.

 

Menurut Nuh, kebijakan pengalokasian bangku 20 persen untuk siswa miskin berprestasi itu masih tetap dijalankan. Bahkan tahun ini diperketat. Sebab, evaluasi tahun lalu banyak sekolah RSBI yang ogah-ogahan mengalokasikan 20 persen kuota siswa baru mereka untuk siswa miskin berprestasi. Alasannya mereka klasik, yaitu kesulitan mencari siswa miskin berprestasi.

 

Dengan tegas mantan Menkominfo itu menuturkan, tahun ajaran baru nanti tidak boleh lagi ada laporan kuota kursi siswa miskin berprestasi di RSBI yang tidak terpakai. Apalagi jika alasannya masih soal kesulitan mencari siswa miskin berprestasi. "Apaya sulis mencari yang miskin, pintar, dan berminat masuk RSBI," katanya. Jangan sampai muncul dugaan kursi untuk siswa miskin itu diambil oleh anak dari keluarga berduit.

 

Untuk urusan mencari siswa miskin berprestasi sehingga bisa menutup alokasi 20 persen itu, Nuh memiliki beragam cara. Diantara yang paling efektif adalah menggunakan model keberlanjutan. Maksudnya, guru-guru di sekolah bisa menyalurkan siswa mereka yang miski ke jenjang pendidikan lebih lanjut.

 

JAKARTA - Sebentar lagi musim pendaftaran sekolah dimulai. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menganalisa jika sekolah berlabel

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News