Menggunakan Deodoran Bisa Sebabkan Kanker?

Menggunakan Deodoran Bisa Sebabkan Kanker?
Kulit ketiak. Foto IST

jpnn.com - Bagi sebagian orang, deodoran telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perawatan tubuh sehari-hari. Bagi orang yang mudah berkeringat atau rentan mengalami bau badan, deodoran bahkan dianggap sebagai penyelamat. Sayangnya, tak sedikit orang yang mulai meninggalkan deodoran karena dianggap dapat menyebabkan kanker.

Deodoran itu sebenarnya memiliki bahan dasar yang mengandung antibakteri dan aluminium, sehingga mampu mencegah kelenjar keringat untuk memproduksi keringat berlebih. Deodoran umumnya dipasarkan dalam bentuk roll on, namun ada pula yang dalam bentuk spray. 

Sayang, di balik manfaat yang ditawarkan, keamanan pengunaan deodoran mulai dipertanyakan. Hal ini khususnya ketika ada kabar yang mengatakan bahwa deodoran depat meningkatkan risiko terjadinya kanker.

Disebutkan bahwa kandungan alumunium yang berfungsi untuk menahan produksi keringat dapat masuk ke dalam kulit melalui luka kecil yang timbul akibat mencukur bulu ketiak. Bahan tersebut bisa menumpuk di kelenjar limfe ketiak dan tidak dapat dikeluarkan melalui pori-pori, karena produksi keringat yang terhambat.

Akumulasi alumunium di kelenjar limfe ketiak sering dihubungkan dengan kejadian kanker payudara, yang kebanyakan timbul di bagian atas dekat ketiak. Dengan demikian, para ahli menghubungkan kemungkinan kejadian kanker payudara dengan akumulasi alumunium tersebut.

Lebih dari itu, kandungan pengawet paraben yang terdapat dalam deodoran juga disinyalir berperan pada proses terjadinya terjadinya kanker. Ini karena paraben yang dapat diserap ke dalam kulit memiliki kemampuan seperti estrogen, yaitu hormon wanita yang dalam dosis tinggi dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Deodoran menyebabkan kanker?

Meski temuan di atas masuk akal dan telah dikonfirmasi oleh ilmu pengetahuan, bukti-bukti ilmiah yang digunakan untuk memperkuatnya masih sangat sedikit. Maka dari itu, hingga saat ini, penggunaan deodoran secara rutin belum terbukti mampu meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.

Bagi orang yang mudah berkeringat atau mengalami bau badan, deodoran dianggap sebagai penyelamat. Sayangnya, tak sedikit orang yang mulai meninggalkan deodoran karena dianggap menyebabkan kanker.

Sumber klIkdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News