Menghilangkan Acne Scar dengan Treatment Ultrasound

Menghilangkan Acne Scar dengan Treatment Ultrasound
Kepala Unit Dermatology di Rumah Sakit Saint Louis Thailand dokter Wichai Hongcharu menjadi pembicara Sofwafe Symposium PIT XIX PERDOSKI 2023. Foto: dok. Regenesis Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia sebagai negara tropis memiliki tingkat prevalensi jerawat yang cukup tinggi, termasuk dalam tiga besar masalah kulit yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, selain hipergimentasi dan juga aging.

Masalah jerawat juga dipengaruhi dengan trend pola makan karena tingginya konsumsi junkfood.

Jerawat menjadi parah ketika tidak tertangani dengan baik dan menimbulkan bekas bekas jerawat atau bopeng/acne scar.

"Hal ini ternyata mempengaruhi kualitas hidup penderitanya, salah satu ialah menurunnya kepercayaan diri," kata Marketing Manager Sofwave dr Hellen.

Prevalensi penderita acne vulgaris di Indonesia berkisar 80 85% pada remaja dengan puncak insidens usia 15 18 tahun, 12% pada wanita usia > 25 tahun dan 3% pada usia 35 44 tahun.

Bopeng jerawat atau dalam istilah medis disebut dengan skar akne atrofi (atrophic acne scar) adalah kelainan kulit yang terjasi ketika jerawat menyebabkan luka di kulit.

Sayangnya, sel kulit tidak mampu memproduksi kolagen yang cukup untuk mengisi area yang rusak. Akibatnya, terjadilah indentasi (cekungan) di kulit.

Selama ini diketahui ada berbagai treatment dalam mengatasi bopeng jerawat, seperti mikrodermabrasi, chemical peeling, skin needling (roller), laser, filler kulit, punch excision, dan dermabrasi.

Treatment ultrasound dapat menghilangkan acne scar, termasuk mengencangkan kulit dan mengangkat kulit yang sudah kendor..

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News