Mengunjugi Israel: Antara Diculik Hamas dan Dicekik Netanyahu
Kontrak rumah di Israel memang hanya berlaku untuk setahun. Setelah itu, harganya akan dinegosiasikan lagi. Pemilik rumah sewaan di Israel pun bebas menentukan harga sewanya.
Yang juga memperburuk situasi adalah semakin sedikitnya rumah sewaan di Israel. Orang-orang kaya dari seluruh penjuru dunia gemar membeli apartemen dan rumah di Israel.
Tahun lalu taipan minyak Rusia Roman Abramovich memborong berhektare-hektare tanah di Tel Aviv untuk rumah dan perkantoran.
Akibatnya, stok lahan untuk rumah dan apartemen di Israel semakin terbatas sehingga harga kembali melonjak. ’’Ini terdengar seperti lelucon saat kami tahu pemerintahlah yang menguasai 90 persen lahan di Israel,’’ ungkap Oren yang mulai lupa dengan statusnya sebagai pegawai pemerintah.
Sebelum 2015, warga Israel lebih memilih membeli rumah jika mereka bisa membayarnya. Tetapi, sekarang tidak ada lagi rumah yang harganya terjangkau, baik untuk disewa maupun dibeli.
’’Netanyahu tidak harus melakukan apa pun untuk mengatasi masalah tempat tinggal karena menurut dia memang tidak ada masalah apa pun,’’ ujar Oren menyindir dengan gusar. (*)
Ada orang Amerika di Amerika Serikat, ada orang Indonesia di Indonesia, tapi tak ada orang Israel di Israel. ABDUL ROKHIM, Tel Aviv
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor