Menimbang Belt and Road Initiative: Proyek Progresif atau Beban Ekonomi?
Oleh Putri Rakhmadhani Nur Rimbawati*

Melalui pemahaman yang lebih baik tentang manfaat dan risiko dari pengalaman negara lain, Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dari proyek-proyek BRI.
Sudah sepatutnya masyarakat Indonesia tidak hanya menerima narasi yang populer, tetapi juga untuk melihat lebih dalam dengan memanfaatkan data empiris dan analisis yang teliti, berpikir lebih kritis dan lebih nyaring dalam memahami dinamika global yang melibatkan salah satu inisiatif pembangunan infrastruktur terbesar di dunia saat ini.
buku itu menjadi bacaan cerdas bagi politisi, pembuat kebijakan, akademisi, dan mengajak siapa saja yang peduli dengan masa depan pembangunan Indonesia dalam konteks global yang semakin terhubung.
Dengan kekayaan data dan analisis yang disajikan, buku itu membantu meluruskan beberapa miskonsepsi dan menyediakan landasan yang lebih baik untuk diskusi yang konstruktif di masa depan.(***)
*Penulis adalah research fellow di ASEAN Studies Center, Universitas Gadjah Mada (UGM), sekaligus praktisi media dan komunikasi
Ketika Belt and Road Initiative atau BRI yang diinisiasi oleh Tiongkok menjadi sorotan global, banyak perdebatan dan kontroversi mengenai dampak sebenarnya.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Safrizal ZA Sebut Rumah Layak Hunian Tingkatkan IPM dan Menggerakkan Ekonomi
- Liburan Wu-Yi
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata
- Laba Meningkat Tajam, Strategi Bank Neo Commerce Berhasil
- Herman Deru Siapkan Bantuan Rp 50 Miliar untuk Pemerataan Pembangunan di Musi Rawas