Menlu Beberkan Data Diplomasi Ekonomi, Bawa Untung Banyak Buat Indonesia

Menlu Beberkan Data Diplomasi Ekonomi, Bawa Untung Banyak Buat Indonesia
Tangkapan layar Menlu RI Retno Marsudi menyampaikan keterangan pers. Foto: ANTARA/Yashinta Difa

Gebrakan diplomasi ekonomi lain yang dilakukan Kementerian Luar Negeri adalah melalui perundingan demi mengurangi hambatan-hambatan perdagangan Indonesia.

“Salah satunya adalah perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) terkait diskriminasi produk-produk Indonesia, seperti kelapa sawit dan juga terkait hilirisasi industri," kata dia.

Indonesia sendiri terus memperjuangkan terkait hilirisasi untuk seluruh produk berbahan minyak sawit yang ditentang Eropa karena dianggap merusak lingkungan.

Faktanya minyak sawit lebih ramah dari sisi lingkungan dibanding bunga matahari dan kanola yang banyak ditanam negara Eropa untuk pembuatan minyak goreng.

Adapun, pohon sawit bisa bertahan hidup selama 25 tahun, bahkan 30 tahun. Sementara bunga matahari, setiap enam bulan harus dipanen.

Saat itu, tanaman bunga matahari atau kanola harus ditebang habis dan ditanam ulang.

Kebijakan Indonesia yang membuat geram eropa adalah ketika Indonesia menghentikan ekspor bijih nikel sejak 2020.

Kebijakan itu diambil Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan nilai tambah untuk negara.

Menlu Retno Marsudi mengatakan kementeriannya berkolaborasi dengan Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian Perdagangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News