Menlu Retno Berharap Indo-Pasifik Tak Bernasib Seperti Ukraina, Sindir Negara Pelanggar Hukum
Terkait kerja sama konkret tersebut, dia menyampaikan empat prioritas kerja sama yang ditawarkan AOIP, yakni kerja sama maritim, konektivitas, pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) serta perdagangan dan investasi.
Adapun poin ketiga adalah untuk mengembangkan arsitektur regional yang inklusif.
“Semangat inklusivitas ini menjadi lebih penting artinya saat ini. Inklusivitas dinilai lebih baik daripada kebijakan containment,” kata Retno.
Dalam penutupannya, Menlu menegaskan bahwa keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan bersama harus menjadi sesuatu yang dapat diakses oleh semua masyarakat atau public goods.
Selama di Doha, Menlu juga melakukan berbagai pertemuan dengan sejumlah pihak, di antaranya Menteri luar Negeri Qatar, Arab Saudi, Meksiko, Sri Lanka, dan Uni Eropa. (ant/dil/jpnn)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan bahwa situasi di Ukraina saat ini menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan kawasan Indo-Pasifik
Redaktur & Reporter : Adil
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- Indonesia Terus Perjuangkan Hak Istimewa Palestina di PBB
- Soroti Kemiskinan di Negara Islam, Indonesia Desak OKI Ambil Tindakan
- 1.119 WNI Berhasil Direpatriasi dari Kawasan Berbahaya Sepanjang 2023
- Amerika Punya Peluncur Tomahawk Anyar, Indo-Pasifik Bakal Makin Panas
- Dubes Iran Sebut Presiden Jokowi dan Menlu Retno Pahlawan untuk Palestina