Menlu Retno Sebut Tiga Tantangan Semangat GNB Dalam Konteks Politik Luar Negeri Indonesia

Menlu Retno Sebut Tiga Tantangan Semangat GNB Dalam Konteks Politik Luar Negeri Indonesia
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat berbicara dalam diskusi daring yang digelar DPP GMNI, Senin (15/6/2020). Foto: Dok. GMNI

Tantangan berikutnya, lunturnya nilai-nilai multilateralisme. Salah satu wujudnya, negara kuat mendominasi, negara lemah tergilas. "Dan GNB, harus jadi penyangga nilai multilateralisme. Kita harus mendorong paradigma win-win," tuturnya.

GNB merupakan gerakan politik luar negeri yang dicetuskan Bung Karno di masa pemerintahannya. Semangat GNB, dijadikan dasar perjuangan negara berkembang melawan musuh bersama. Yaitu kolonialisme dan imperialisme.

Diskusi garapan DPP GMNI itu berlangsung selama kurang lebih dua jam. Diakhiri dengan tanya jawab antara peserta dengan para narasumber setelah paparan masing-masing narasumbet tersebut. Diskusi ini merupakan rangkaian giat DPP GMNI dalam rangka menyemarakkan Bulan Bung Karno, Juni 2020.

Organisasi yang dipimpin Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino dan Sekretaris Jenderal DPP GMNI, M. Ageng Dendy hasil Kongres GMNI di Ambon, Desember 2019 lalu ini, sebelumnya juga telah menggelar diskusi bertemakan "Bung Karno dan Kebudayaan Nasional", "Merawat Pikiran Bung Karno", Bung Karno, Kepemimpinan Politik dan Demokrasi", dalam rangka menyemarakkan momentum Bulan Bung Karno, Juni 2020.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Ada tiga tantangan semangat Gerakan Non Blok (GNB) dalam konteks politik luar negeri (polugri) Indonesia saat ini.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News