Mensos Ajak Perguruan Tinggi Ikut Atasi Masalah Sosial

Mensos Ajak Perguruan Tinggi Ikut Atasi Masalah Sosial
Mensos Ajak Perguruan Tinggi Ikut Atasi Masalah Sosial

Misalnya, untuk pengerjaan 1 unit rumah bisa dikerjakan oleh 100 orang dan membutuhkan waktu 5 hari selesai. Di desa ini, akan dibedah 25 unit rumah, artinya dalam waktu 3 bulan sudah selesai dan warga miskin memiliki rumah baru.

Bedah kampung adalah media untuk membedah masalah sosial lainnya, seperti kecacatan, keterlantaran dan tindak kekerasan. Terobosan Kemensos untuk menahan laju urbanisasi melalui kegiatan Desaku Menanti. PT bisa ikut serta dalam melakukan pendampingan atas dasar keahlian para mahasiswa.

“Diserahkan paket bantuan dari Kemensos Rp 355 juta untuk membedah 25 RTLH, 2 Kelompok Usaha Bersama (KUBE), 1 Sarana Lingkungan (Sarling),” sebutnya.

Selain itu, turut diserahkan paket bantuan RSTLH 100 unit Rp 1 miliar, Kelompok Usaha Bersama Usaha Ekonomi Produktif (KUBE- UEP) 10 kelompok Rp 200 juta, 2 Sarana Lingkungan (Sarling) Rp 100 juta dan bantuan alat bantu penyandang Disabilitas untuk 330 orang. Total bantuan untuk di Provinsi Jawa Tengah Rp 1.773.525.000.

Dalam kesempatan itu, Salim juga berpesan kepada Mensos baru untuk menyelesaikan masalah kesejahteraan sosial sebagai sebuah keniscayaan. Artinya, tidak semata atas alasan perundang undangan saja tetapi citra bangsa.

“Kedigjayaan sebuah bangsa terukur dalam tiga hal, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan,” katanya.(ris/jpnn)

 


SEMARANG - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri meyakini, perguruan tinggi bisa berperan menjadi jembatan percepatan penanganan masalah sosial. Terlebih


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News