Mentan Minta Mahasiswa Pertanian untuk Terjun Langsung ke Desa

Mentan Minta Mahasiswa Pertanian untuk Terjun Langsung ke Desa
Mentan Syahrul Yasin Limpo. Foto: Humas Kementan

"Artificial intelijen, internet of thinking sistem dan segala macam sistem yang harus ada," tambahnya.

Menurut SYL, agenda management harus berubah. Dengan demikian, tujuan pertanian harus makin maju, mandiri, makin modern. Tantangan untuk Indonesia adalah produksi, distribusi, logistik yang tinggi karena di antara pulau.

"Tantangan ini harus bisa kita peroleh jalan keluarnya dengan kemampuan lain. Produk pertanian kita harus ditingkatkan dengan cara ini dimana agenda intelektual dimainkan lebih kuat manajemen agenda kita coba lebih ke bawah ke lapangan jangan terlalu banyak teorinya lapangannya kemudian mendorong KUR untuk investasi yang besar," ungkap Syahrul.

Di kesempatan tersebut, Rektor Institut Pertanian Bogor, Arif Satria sangat mengapresiasi langkah-langkah Kementan di bawah komando Syahrul Yasin Limpo dalam memperbaiki basis data sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi hasil pertanian. Menurutnya adanya AWR yang saat ini berada di Kementan menjadi langkah terupdate dalam membantu pemantauan permasalahan pertanian hingga kecamatan dan desa.

"Isu pangan selalu update, karena isu yang abadi di dunia adalah soal pangan. Ada indeks ketahanan pangan, isu kemiskinan, isu kelaparan dan regenerasi petani. Dengan data yang baik, bisa turut menghasilkan keputusan yang baik. Keseimbangan antara teknologi dan aliansi bisa lebih baik sehingga bisa membangun pertanian lebih baik," terangnya.

Selain itu, Arif Satria pun mendukung penuh penerapan program Pertanian Masuk Sekolah (PMS) yang dijalankan Kementan sebagai jalan keluar atas minimnya minat generasi muda terhadap dunia pertanian. Program tersebut, bisa menjadi kunci majunya pertanian Indonesia yang berjalan secara mandiri dan modern.

"Memang seharusnya program PMS itu ada dimana-mana karena kalau bicara pertanian tidak boleh berada di menara gading yang terlalu asik dengan teori dan diskusi. Akan tetapi, anak-anak kita juga harus belajar konsep, teori dan definisi praktek di lapangan,"

Arif Satria pun mengapresiasi kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) dan pusat data Agriculture War Room (AWR) yang dibangun Kementan secara singkat. Menurutnya, dari aspek intelektual, kedua terobosan ini patut diapresiasi karena erat kaitannya dengan dunia teknologi yang sedang dikembangkan kampus IPB.

Mentan SYL meminta agar mahasiswa pertanian bisa menerapkan ilmu pengetahuannya di desa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News