Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar

“Barang yang diadakan tidak digunakan. Banyak proyek yang fiktif dan tidak sesuai kontrak. Setelah saya menjabat kembali, tidak ada lagi ruang untuk praktik korupsi. Karena itulah, dia mulai melancarkan kritik yang tendensius dan tidak berdasar,” ungkapnya.
Amran menegaskan bahwa Kementerian Pertanian sangat terbuka terhadap kritik yang membangun dan berbasis data. Kritik yang konstruktif justru diperlukan untuk mendorong perbaikan dan kemajuan sektor pertanian.
Mentan Amran menambahkan bahwa integritas di lingkungan Kementerian Pertanian adalah harga mati.
Siapapun yang terbukti merugikan negara, baik pengamat, mitra kerja, maupun pegawai internal Kementan, akan ditindak tegas.
“Ini adalah musuh negara. Jangan karena dia pengamat lalu merasa tak bisa disentuh hukum. Tidak ada pihak yang kebal hukum, termasuk pengamat bahkan pegawai Kementan sendiri. Kami tidak akan membiarkan koruptor berkeliaran di Kementan, dalam bentuk dan simbol apapun,” tegas Mentan.
Mentan Amran Sulaiman meminta publik untuk bersabar menanti proses hukum yang sedang berjalan.
Pemerintah berkomitmen menegakkan hukum secara adil dan tanpa pandang bulu. (antara/jpnn)
Mentan Andi Amran Sulaiman kembali berbicara mengenai kasus pengamat terkait proyek fiktif yang merugikan negara senilai Rp5 miliar di kementan.
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
- Asuransi Jasindo Beri Perlindungan Kepada 4,5 Juta Petani & Salurkan Klaim Rp386 Miliar
- HKTI dan PKTHMTB Bersiap Menanam Sorgum Seluas 100 Hektare
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Serapan BULOG Jatim Tembus 300 Ribu Ton Setara Beras, Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir
- Prabowo Sebut Petani Harus Bisa Punya Rumah dan Mobil
- Kementan Cetak Petani Muda, Indonesia Jadi Role Model Global