Mentan Syahrul Yasin Limpo Sudah Persiapkan Langkah Antisipasi Iklim Ekstrem

Mentan Syahrul Yasin Limpo Sudah Persiapkan Langkah Antisipasi Iklim Ekstrem
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan pihaknya tahun depan akan melakukan gerak cepat mengantisipasi kemungkinan adanya iklim ekstrem yang memengaruhi jalannya produksi pangan di musim tanam 2021.

Menurutnya, antisipasi itu sudah dirancang melalui percepatan tanam, infrastruktur air, serta pencocokan validasi cuaca dengan menggunakan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Selama ini kami selalu bersoal dengan masalah cuaca dan hama. Karena itu kami lakukan mapping serta kerja sama dengan BMKG. Yang pasti kami terus bergerak cepat," kata Mentan SYL dalam Indonesia Business Forum TV One, Rabu (30/12).

Syahrul berharap mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan baik. "Bukan hanya beras yang terpenuhi tetapi komoditas lain selalu tersedia," ujarnya.

Menurut Syahrul, keberhasilan Indonesia menjaga ketersediaan pangan adalah modal utama dalam melakukan fokus kerja di tahun depan.
Karena itu, pendekatan kerja yang diambil harus berjalan efektif dan efisien.

"Pertanian di tahun 2021 itu sudah kami rancang pada tahun 2020, karena itu kita hanya perlu melakukan intervensi agar produksi tahun depan berjalan dengan lancar serta sesuai dengan haraapn. Insyaallah cuaca bisa kita kendalikan," jelasnya.

Namun, Mentan SYL mengatakan secara umum, pihaknya sudah mempersiapkan pasokan beras dari musim tanam 1 dan 2 yang digarap pada Januari-Juni 2020 dengan stok mencapai 7,4 juta ton. Produksi yang ada mencapai 17 juta ton dengan kebutuhan konsumsi 15 juta ton.

"Untuk kesiapan 2021 kami sudah masuk dari Oktober 2020 sampai panen raya di Maret 2021 mendatang dengan luas lahan 8 juta hektare dan hasilnya bisa mencapai 18,5 juta ton sampai Juni 2021. Berarti stok akhir kita di 2021 sampai 8 juta ton-9 juta ton," katanya.

Menurut Syahrul, antisipasi itu sudah dirancang melalui percepatan tanam, infrastruktur air, serta pencocokan validasi cuaca dengan menggunakan data BMKG.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News