Petuah Sultan Yogya untuk Masyarakat agar Implementasi New Normal Tidak Berat
Minggu, 14 Juni 2020 – 23:45 WIB
jpnn.com, YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan tatanan "new normal" (normal baru) sulit diterapkan di wilayahnya apabila kesadara masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan masih rendah.
Menurut Sultan, apabila normal baru terhambat diterapkan masyarakat akan dirugikan karena pada akhirnya sektor kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan sektor lainnya akan mengalami stagnasi.
"Saya sampaikan lagi, kesadaran masyarakat adalah fondasi utama dalam implementasi 'new normal'. Tanpa adanya hal itu, potensi menuju 'new normal' akan makin berat," kata dia.
Raja Keraton Yogyakarta ini berharap di masa pandemi ini masyarakat dapat belajar hidup dengan tepa salira. "Saling menghargai satu sama lain, saling peduli di mana kepedulian sosial sangat dibutuhkan saat ini," kata dia.
Ia mengingatkan bahwa orang tanpa gejala (OTG) yang tidak menerapkan protokol kesehatan, misalnya dengan tidak memakai masker berpeluang 70 persen menularkan penyakitnya ke orang lain.
Akan tetapi, lanjut Sultan, apabila orang itu menggunakan masker maka persentase kemungkinan menularkan tinggal 5 persen.
"Mohon ini benar-benar dipahami. Risiko mengabaikan protokol kesehatan sangat besar bagi diri sendiri dan orang lain," kata dia.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyinggung dampak dari penerapan tatanan normal baru atau new normal di wilayahnya.
BERITA TERKAIT
- Bertemu Sri Sultan HB X, Hadi Tjahjanto: Saya Mohon Doa Restu
- Ganjar Komentari Langkah Presiden Jokowi Temui Sultan HB X, Begini
- Wejangan Sultan HB X untuk Anies Baswedan: Pemimpin Harus Rangkul Semua
- Mentan Amran Bertemu Empat Mata dengan Sri Sultan HB X, Bahas Hal Penting Ini
- Ganjar Pranowo Menemui Sultan HB X, Capres Pertama Diterima Ngarso Dalem
- Pidato di Monumen Jogja Kembali, Sultan HB X Ingatkan Lurah Harus Netral