Menyerah, 30 Guru di Perbatasan 'Kabur'
Jumat, 06 Agustus 2010 – 12:20 WIB
Tapi jangan dikira gampang. Para mahasiswa perbatasan ini harus jalan kaki berpuluh-puluh kilometer dulu untuk ke Long Nawang. Karena sebagian mahasiswa ada yang dari Long Apari dan Data Dawai. Bahkan ada mahasiswi yang mengaku harus berjalan kaki dulu tiga hari supaya bisa kuliah di Long Nawang.
Jadi kalau kuliahnya hari Kamis, maka hari Senin dia sudah berangkat jalan kaki. Selama perjalanan melintasi hutan, dia menginap di pos-pos jaga TNI yang dilewati.
“Siapa bilang warga perbatasan tak bisa jadi sarjana? Lihat buktinya, sudah 96 orang diwisuda. Kalau semua berkomitmen, pasti bisa bangun perbatasan. Sekali lagi, kuncinya komitmen,” kata Adri Patton, pria kelahiran Long Nawang ini.***
Jadi guru di perbatasan, siapa yang mau? Ini pertanyaan yang pasti terlontar. Buktinya sudah 30-an guru tak tahan dan pulang ke Malinau atau Samarinda.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- FISIP UPN Veteran Jakarta & UiTM Implementasikan Kerja Sama Dua Fakultas
- Unicamp 2024, Membantu Guru & Siswa dalam Pengembangan Teknologi Edukasi
- Dukung Kualitas Pendidikan, Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu
- BAZNAS Adakan Program TOT Pengajar Al-Qur'an Isyarat
- Penjelasan Kemendikbudristek soal UKT Mahal, Jangan Gagal Paham
- Jadi PTS Terbaik se-Indonesia, Atma Jaya Jakarta Raih Kategori Lulusan Mudah dapat Kerja