Meski Tidak Ada Uang di Balik Kutang

Oleh Dahlan Iskan

Meski Tidak Ada Uang di Balik Kutang
Dahlan Iskan.

Teman Jepang saya bilang: salah masuk pun akan enak. Bintang-bintang film banyak makan di situ. Makanannya: yakiniku. Jangan bayangkan lezatnya. Dan lumer dagingnya.

Saya memerlukan ke situ. Setiap ke Tokyo. Kangen. Yang sebenarnya.

Memang angkutan umum di kota-kota di Jepang tidak membuat orang asing terasa asing. Tidak pula perlu bertanya-tanya. Yang entah bagaimana cara bisa bertanya.

Kembali ke Nikko. Kota kecil sekali itu. Yang indah sekali itu.

Di dekat stasiun Nikko ada antrean panjang. Saya mengintip. Untuk tahu. Lagi antre apa itu.

Saya ikut antre: beli kue. Seperti ketan goreng. Dalamnya isi kacang merah. Yang dilembutkan.

Bukan main larisnya. Semua bayar cash: 200 yen sebutir. Tidak satu pun yang pakai uang elektronik.

Saya ingat saat ke Tiongkok terakhir: di kaki lima pun sudah tidak pakai uang cash lagi. Sudah pakai sejenis Paytren.

Ibu saya selalu menyimpan uang di balik kutangnya. Campur keringat dari susunya. Kalau mau membayar ibu merogoh dulu balik kutangnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News