Mike Marjinal…Balada Punk Indonesia
Satu persatu para senior yang biasa memperlakukannya dengan keji, dicegatnya di terminal Pasar Minggu, Terminal Blok M dan berbagai tempat. Ditantangnya duel satu lawan satu.
Yang berani dihajarnya, yang menolak duel diperlakukannya sebagaimana dirinya diperlakukan di sekolah. Push up!
Dia melakukan itu sendirian. Bahkan tak hanya satu lawan satu, tiga orang-pun diladeninya. Hal itu berlangsung selama tiga bulan. Aksi itu jadi teror bagi para senior.
“Banyak yang jadi ketakutan tuh. Akhirnya hal itu menjadi bahan omongan, bahkan sampai ke telinga para alumni. Banyak tuh alumni yang datang ingin ketemu, yang mana sih anaknya…ogut pikir mau ngapain, ternyata mereka justru salut.”
Pada bagian ini, pria yang tubuhnya penuh tato itu tertawa terbahak-bahak.
Sejak itu, hingga lulus dari SPM Cawang pada 1995, Mike selow di sekolah itu.
Teman-teman seangkatannya merasa terlindungi. Tak ada lagi senior menyiksa junior. Setelah naik kelas, adik kelas pun mengidolakannya.
“Kita nongkrong bareng, ngerokok bareng, bebas-bebas aja. Kan ada tuh senior yang sok-sokkan ama juniornya, apalagi kalau lagi ama ceweknya. Kalau kita mah nggak,” ujarnya tanpa terpesit rasa jumawa.
BAPAKNYA tentara. Tapi, dia anti militerisme. Pentolan band punk Marjinal ini di garis depan saat mahasiswa menggulingkan rezim Soeharto. Kini, ia
- Alam Ganjar Sambangi Keraton Surakarta Hadiningrat Untuk Belajar Sejarah
- Sejarah Ponpes Lirboyo yang Menyatakan Dukungan kepada Anies-Muhaimin
- Datangi Rumah Sejarah di Rengasdengklok, Ganjar Ingin Menularkan Semangat Perjuangan
- Lestari Moerdijat Sampaikan Pentingnya Pembelajaran yang Memperkuat Akar Sejarah
- Anies Prihatin Rumah Rengasdengklok Tak Diberi Bantuan Pemerintah
- PT Timah Dorong Peningkatan Literasi Sejarah Masyarakat Pulau Belitung