Minta Dana Triliunan, KPU Harus Tolak Dana Asing
Selasa, 29 Mei 2012 – 23:03 WIB
JAKARTA - Permintaan dana Penyelenggaraan Pemilihan Umum (pemilu) 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rp 16,2 triliun memang terasa mencengangkan. Dana tersebut jauh lebih banyak dari dana pemilu 2009 yang hanya menghabiskan sekitar Rp7 triliun.
Aktivis Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti, menyatakan, yang menjadi pertanyaan adalan penyebab adanya lonjakan anggaran Pemilu 2014 dibanding 2009 lalu. "Dengan dana sebesar itu, apakah pemilu akan jauh lebih baik? Dan tak kalah penting, apakah dengan sendirinya menghilangkan kebiasaan KPU untuk selalu menerima dana asing?" kata Ray di Jakarta, Selasa (29/5).
Menurutnya, KPU memang harus transparan tentang anggaran penyelenggaraan Pemilu. "Komponen mana yang berat dan akibatnya mahal. Apakah komponen itu bersifat wajib atau hanya penunjang, dan sebagainya," katanya.
Ditambahkannya, keterbukaan itu juga penting untuk mengukur efektifitas dana dengan kualitas penyelengaraan Pemilu. "Khususnya yang terkait dengan pendataan dan penetapan daftar pemilih, sosialisasi, pemungutan dan penetapan hasil pemilu serta penanganan kasus-kasus pemilu, khususnya yang terkait dengan pidana pemilu," ujarnya.
JAKARTA - Permintaan dana Penyelenggaraan Pemilihan Umum (pemilu) 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rp 16,2 triliun memang terasa mencengangkan.
BERITA TERKAIT
- PDIP Melanjutkan Kirab Obor Api Abadi Mrapen, Kali Ini Dilaksanakan di Kota Semarang
- Ngabalin Berkata Begini soal Grace Natalie & Juri Ardiantoro Jadi Stafsus Presiden Jokowi
- Setelah Bertemu Airlangga, Khofifah Bicara Dukungan PPP
- Bursa Pilkada 2024: Raffi Ahmad Berpasangan dengan Ridwan Kamil
- Bambang Pacul Sebut Api Abadi Mrapen akan Membakar Semangat Kader di Rakernas PDIP
- Pilkada Sleman: PDI Perjuangan Masih Menjadi Partai Seksi untuk Kendaraan Politik Para Calon