Moeldoko Beber Alasan Tarik Ngabalin jadi Orang Istana

Moeldoko Beber Alasan Tarik Ngabalin jadi Orang Istana
Idrus Marham (kiri), Jenderal (purn) Moeldoko, dan Agum Gumelar. Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS

jpnn.com, JAKARTA - Kantor Staf Presiden (KSP) terhitung 1 Mei 2018 memperkerjakan sejumlah tenaga ahli tambahan. Ada mantan anggota DPR Ali Mochtar Ngabalin dan eks Ketua KPU Juri Ardiantoro yang kini memperkuat KSP.

Ngabalin yang sebelumnya merupakan anggota Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa di Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, kini menjadi tenaga ahli utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi KSP.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan, pengangkatan Ngabalin bertujuan membantu KSP melakukan fungsi komunikasi politik kepada publik.  Menurut Moeldoko, mantan politikus Partai Bulan Bintang yang kini berkiprah di Golkar itu punya jaringan luas.

“Dia adalah politikus senior yang punya banyak pengalaman dan jaringan. Tugasnya adalah sebagai tenaga ahli utama di KSP, bukan sebagai juru bicara presiden atau staf khusus presiden," ucap Moeldoko dalam siaran persnya, Rabu (23/5).

Di KSP, Ngabalin akan membantu mengomunikasikan kebijakan dan program-program pemerintah. Menurut Moeldoko, ada banyak program dan kebijakan pemerintah yang perlu dikomunikasikan ke publik.

Bagaimana dengan sikap politik Ngabalin yang sebelumnya berseberangan dengan pemerintah dan getol mengkritik Presiden Jokowi? Moeldoko tak mempersoalkannya.

“Bagi pemerintah tidak ada yang namanya lawan politik. Semua adalah partner demokrasi," ujar dia.

Selain Ngabalin, ada pula sejumlah nama lain yang memperkuat KSP. Antara lain praktisi ekonomi  Hari Prasetyo yang menjadi tenaga ahli utama di Kedeputian III KSP yang menangani kajian dan pengelolaan isu-isu ekonomi strategis.

Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyatakan, keputusannya merekrut Ngabalin didasari alasan profesional. Menurutnya, pemerintah tak punya lawan politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News