Morgan Oey Jadi Salim, Pernikahan Arwah Tayang Pekan Depan

Lokasi syuting juga menjadi bagian penting dalam membangun atmosfer film Pernikahan Arwah (The Butterfly House). Hampir seluruh proses syuting dilakukan di Lasem, Jawa Tengah, sebuah kota yang dikenal dengan arsitektur dan tradisi Tionghoa yang masih sangat kental.
Perlita Desiani, selaku produser Pernikahan Arwah (The Butterfly House) dan founder Relate Films, menjelaskan, Lasem dipilih sebagai lokasi utama karena keindahan serta keasliannya dalam merepresentasikan budaya Tionghoa di Indonesia.
"Kami ingin membawa nuansa yang autentik, sehingga suasana dalam film terasa lebih hidup dan mendukung cerita yang kami bangun. Selain itu, kami juga ingin mengangkat keunikan Lasem sebagai salah satu warisan budaya yang kaya akan sejarah," jelasnya.
Dari segi cerita, film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) menawarkan lebih dari sekadar horor, tetapi juga cerita yang
menggugah emosi penonton dengan pesan tentang cinta dan tradisi keluarga.
Pernikahan Arwah (The Butterfly House) dibintangi oleh Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, Brigitta Cynthia, dan Verdi Solaiman.
Para pemain pun antusias menyambut perilisan film tersebut dan yakin tidak sedikit penonton yang bisa merasa relate dengan kisah yang disajikan.
“Ada banyak orang yang mengalami situasi seperti Salim, karakter saya dalam film ini, harus memilih antara keluarga atau pasangan,” beber Morgan Oey.
"Bagaimana pun, cinta itu satu. Jika terpisahkan oleh sesuatu, selalu ada cara untuk kembali. Film ini juga tentang perjuangan dalam sebuah hubungan," sambung Zulfa Maharani.
Film horor berjudul Pernikahan Arwah (The Butterfly House) akan tayang di bioskop mulai 27 Februari 2025.
- Bintangi Film Tenung, Aisyah Aqilah Bagikan Cerita Soal Perannya
- Kisah Menyeramkan di Balik Penjagal Iblis: Dosa Turunan
- Film Godaan Setan yang Terkutuk Angkat Isu Iman dan Keharmonisan Keluarga
- Terikat Jalan Setan, Ketika Dunia Gaib Menembus Peradaban Modern
- Samuel Rizal Kerasukan saat Syuting Film Mangku Pocong
- Pesan Morgan Oey Soal Pentingnya Film Pengepungan di Bukit Duri