Mulai Muncul Kekhawatiran Bom Surat

Belum Ada Explosives Detector

Mulai Muncul Kekhawatiran Bom Surat
BUNGKUSAN BIKIN HEBOH: Salah seorang anggota Tim Gegana Polda Jabar saat berusaha mendekati bungkusan mencurigakan yang berada di Jalan Swadaya Nomor 77, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara (Depan Toko Besi Waluya Jaya), Rabu (24/3). Setelah ditelusuri bungkusan tersebut berisi makanan ringan dan pakaian. FOTO: HUSNI NURSYAF/SUMEDANG EKSPRES
Ali Fauzi menjelaskan bahwa bom buku masih bisa dilacak dan diantisipasi dengan metal detector. Namun, bom surat tidak bisa. "Dalam bom buku, detonatornya dimasukkan dalam sebuah tabung alumunium. Jadi, metal detector masih bisa melacaknya," tambahnya.

Sementara itu, dalam bom surat, detonatornya dimodifikasi ke dalam sebuah tabung yang terbuat dari bahan kertas. "Jadi tak bisa dilacak dengan metal detector. Apalagi di Indonesia, saya rasa masih belum punya explosive detector (detector bahan peledak, Red)," kata mantan koordinator Kompak (Komite Penanggulangan Krisis), sebuah LSM Islam yang menjadi motor di Ambon dan Poso tersebut.

Secara singkat, Ali Fauzi menjelaskan bahwa cara kerjanya hampir seperti amplop musik, yang dijual di toko-toko souvenir. "Itu lho, amplop yang ketika dibuka, langsung ada pemutar musik kecil di dalamnya," katanya.

Ali Fauzi mengatakan dirinya tak bermaksud menakut-nakuti. "Namun, fakta ini harus diantisipasi," tuturnya. Menurutnya, secara tradisional yang menguasai teknik pembuatan bom surat memang tak sebanyak bom buku. Terbatas hanya "lulusan" kamp-kamp pelatihan di Afghanistan dan di Filipina saja.    

SURABAYA-Teror bom buku sudah meresahkan, namun masyarakat bisa jadi bakal lebih resah lagi. Ini karena muncul adanya kekhawatiran bakal muncul bom

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News