Nadiem Makarim Waswas Sebagian Besar Bahasa Daerah Terancam Punah

Nadiem Makarim Waswas Sebagian Besar Bahasa Daerah Terancam Punah
Mendikbudristek Nadiem Makarim saat Kick Off G20 on Education and Culture. Foto Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyampaikan, bahasa daerah perlu direvitalisasi.

Sebab, di antara 718 bahasa daerah di Indonesia, kondisi sebagian besarnya terancam punah dan kritis. 

“Saat ini, banyak penutur jati bahasa daerah yang tidak lagi menggunakan dan mewariskan bahasa ke generasi berikutnya sehingga khazanah kekayaan budaya, pemikiran, dan pengetahuan bahasa daerah terancam punah,” terang Menteri Nadiem saat meluncurkan Merdeka Belajar Episode Ke-17 Revitalisasi Bahasa Daerah, Selasa (22/2).

Guna mengatasi hal itu, Menteri Nadiem menekankan, prinsip dari program revitalisasi bahasa daerah ini adalah dinamis, adaptif, regenerasi, dan merdeka berkreasi dalam penggunaan bahasa.

Selain itu, dinamis, berorientasi pada pengembangan, dan tidak hanya memproteksi bahasa.

"Adaptif dengan situasi lingkungan sekolah dan masyarakat tuturnya. Regenerasi dengan fokus kepada penutur muda di tingkat sekolah dasar dan menengah, serta merdeka berkreasi dalam penggunaan bahasa," ujarnya. 

Sasaran revitalisasi bahasa daerah ini, kata Mendikbudristek, adalah 1.491 komunitas penutur bahasa daerah, 29.370 guru, 17.955 kepala sekolah, 1.175 pengawas, serta 1,5 juta siswa di 15.236 sekolah.

Sementara itu, untuk komunitas penutur, Kemendikbudristek akan melibatkan keluarga, para maestro, serta penggiat pelindungan bahasa dan sastra dalam penyusunan model pembelajaran bahasa daerah, pengayaan materi bahasa daerah dalam kurikulum, dan perumusan muatan lokal kebahasaan dan kesastraan. 

Mendikbudristek Nadiem Makarim waswas sebagian besar bahasa daerah terancam punah dan kritis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News